Senin, 22 Maret 2021

MENGENAL SIDOARJO


Peta Sidoarjo
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei1859, nama Kabupaten Sidokare, yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.

Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863 diangkat sebagai Bupati.

R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.

Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 – 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.

Otak otak Bandeng

Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti di masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.

Kupang Lontong

• Geografi
Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada di dataran rendah. Sidoarjo dikenal dengan sebutan Kota Delta, karena berada di antara dua sungai besar pecahan Kali Brantas, yakni Kali Mas dan Kali Porong. Kota Sidoarjo berada di selatan Surabaya, dan secara geografis kedua kota ini seolah-olah menyatu.

Bandara Juanda

Bandara Internasional Juanda dan terminal bus Purabaya yang dianggap sebagai “milik” Surabaya, berada di wilayah kabupaten ini. Terminal Purabaya merupakan gerbang utama Surabaya dari arah selatan, dan salah satu terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Kereta komuter Surabaya-Sidoarjo-Porong menghubungkan kawasan Sidoarjo dengan Surabaya.

 

Terminal Bungurasih

Pembagian administratif
Kabupaten Sidoarjo terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kota kecamatan lain yang cukup besar di Kabupaten Sidoarjo diantaranya Taman, Krian, Candi, Tulangan, Porong dan Waru.
Perekonomian. 
Industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat Madura di timur merupakan daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan, udang, dan kepiting. Sidoarjo juga dikenal dengan sebutan “Kota Petis”.

Olahraga

Gelora Delta Sidoarjo
Gelora Delta terdapat di kota Sidoarjo, dimana pernah digunakan untuk pembukaan PON XV Jawa Timur 2002. Dimana stadion ini adalah markas dari klub sepakbola Deltras Sidoarjo.

• Provinsi Jawa Timur
Ibu kota Sidoarjo
Luas 591,59 km²
Penduduk
• Jumlah 1.682.000 (2003)
• Kepadatan 2.843 jiwa/km²
Pembagian administratif
• Terdapat 18 Kecamatan.

Saya mengutip dari Website Resmi Kabupaten Sidoarjo.

Wong Darjo Ben Ngerti Cerito Asal Muasale SIDOARJO.

Semoga Kita semua selalu diberikan Kesehatan serta Kesuksesan DUNIA dan AKHIRAT. Aamiin...

( SIS-51 )

Minggu, 21 Maret 2021

SEKILAS SEJARAH KERAJAAN

 

Assalamualaikum wr wb para pembaca sekalian, Semoga semuanya selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan DUNIA dan AKHIRAT, Kalau Bung Karno bilang JAS MERAH jangan melupakan sejarah, Bangsa ini Sebelum merdeka sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia merupakan wilayah yang dikenal dengan Nusantara ( negara yang terdiri dari pulau-pulau). Timbulnya konsep negara kesatuan, karena semula nusantara terdiri dari kerajaan-kerajaan besar dan kecil yang pusat pemerintahannya berada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Sunda, Jawa dan lain-lain selanjutnya saya tuliskan keterangan sebagai pengetahuan kita dan anak-anak generasi penerus bangsa.


A. Pulau Sumatra
1. Kerajaan Kesultanan Samudra Pasai.
2. Kerajaan Kesultanan Aceh Darusalam.
3. Kerajaan Kesultanan Siak Sri Inderapura.
4. Kerajaan Pagaruyung.
5. Kerajaan Sriwijaya.

B. Pulau Kalimantan
1. KerajaanKutai Martapura.
2. Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura.

C. Pulau Sulawesi
1. Kesultanan Goa
2. Kerajaan Bone
3. Kesultanan Buton.

C. Sunda
1. Kerajaan Salakanagara.
2. Kerajaan Tarumanegara.
3. Kerajaan Kendan.
4. Kerajaan Sunda-Galuh.
5. Kerajaan Pakuan Pajajaran.
6. Kasultanan Banten.
7. Kasultanan Cirebon.
8. Kerajaan Sumedang Larang.

D. Pulau Jawa
1. Kalingga.
2. Medang (Periode Jawa Tangah)
3. Medang (Periode Jawa Timur)
4. Kahuripan.
5. Janggala.
6. Kadiri.
7. Singhasari.
8. Majapahit.
9. Kesultanan Demak.
10. Kesultanan Pajang.
11. Mataran Islam.
12. Kasunanan Kartasura.
13. Kasultanan Surakarta.
14. Kasultanan Yoyakarta.

Dari sekian banyak kerajaan, terdapat dua kerajaan besar yakni Sriwijaya dan Majapahit. Kerajaan Sriwijaya yang pusat pemerintahannya selain di Sumatra ada juga di Jawa (Medang atau Mataram kuna) tersebut mengalami masa kejayaan pada era kekuasaan Rakai Panunggalan Dyah Dharaindra (775-800). Sementara itu, Kerajaan Majapahit yang pusat pemerintahannya di Jawa Timur (Majakerta dan Daha) mengalami puncak kejayaan semasa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk (1350-1389) 

Saya mengutip tulisan ini dari buku HITAM PUTIH MAJAPAHIT.
Semoga bisa menambah wawasan para pembaca tentunya buat anak anak kita selaku penerus Bangsa kita Tercinta.

Semoga Kita semua selalu di berikan kesehatan dan kesuksesan DUNIA dan AKHIRAT. Aamiin.

( SIS51 )


Jumat, 19 Maret 2021

IBU KU ENGKAULAH SURGAKU


Naaak...Jangan tinggalkan SHOLAT dan Rokoknya dikurangi...

Kata kata itulah yang selalu di Ucapkan Ibu kepadaku....Setiap Ibu pasti memberikan hal yang terbaik kepada anak anaknya.

Tidak terasa lebih kurang 19 tahun saya jarang bertemu Ibu dan Bapak ku, Walaupun dijadwalkan 2 kali dalam  setahun untuk pulang kampung, itupun kalau tidak dalam penugasan.

AKU BANGGA MENJADI SEORANG MARINIR

Karena saya adalah seorang Abdi Negara Ketika Ibu Pertiwi Memanggil Kapanpun dimanapun SIAP Untuk HADIR di Setiap Palagan.

Sesuai Arahan  Bapak KASAL.

Di Saat Kedaulatan Negara ini Terancam, MARINIR HADIR. Saat Situasi tak Terkendali, MARINIR HADIR Menengahi. Jadi Wajar Saja, Apabila di Dalam Benak Rakyat dan Pemimpin Bangsa ini, Apabila Negara ini Dalam Ancaman, Hanya Satu Jawabannya, KIRIM MARINIR !!

Beruntungnya aku masih mempunyai ibu yang rasa sayangnya tidak pernah habis dimakan waktu.

Saat ini saya diberikan kepercayaan oleh Pimpinan untuk Melaksanakan Pendidikan Sekolah Staf Dan Komando Angkatan Laut, Hal inipun Karena Doa dari Kedua Orang tua Serta Doa Keluarga Tercinta.

Bukan karena saya HEBAT tapi Karena ALLOH selalu memberikan KEMUDAHAN.

Jangan Cemburu Mempunyai Suami yang Berbakti Kepada IBU nya, Karena Kelak Kamu Punya Anak Lelaki yang Dia pun Akan Berbakti Pada Dirimu di Usia Senjamu. Karena Banyak Anak DURHAKA Sebab Dulu Bapaknya Juga DURHAKA Kepada IBU nya.

“Ya ALLOH Angkatlah Penyakit IBU dan BAPAK ku, Sembuhkanlah Mereka dan Berikan Aku Kesempatan Agar Aku Bisa Berbakti Kepadanya” Aamiin...


Semoga Bermanfaat...🙏🙏

(SIS-51)